Bisnis Makanan Sehat Kian Menjamur, Ini Tips Untuk Memulainya!
Pandemi Covid-19 membuat masyarakat semakin menyadari kalau kesehatan merupakan hal yang mahal. Oleh karena itu sebagian besar masyarakat Indonesia mulai mengikuti tren gaya hidup sehat.
Bukan hanya sekadar berolahraga, namun sebagian dari mereka juga mengganti hidangan yang dikonsumsi dengan menu makanan sehat. Jadi tidak heran jika kini semakin banyak produsen makanan natural dan organik yang hadir.
Kondisi itu tentu dicermati sebagai peluang bisnis yang menarik. Selain karena makanan merupakan kebutuhan primer setiap orang, bisnis makanan sendiri merupakan jenis peluang usaha yang tidak pernah mati, melainkan terus berkembang setiap waktu.
Bila Anda tertarik menjalankan bisnis tersebut, berikut ini beberapa tipsnya:
1. Amati Minat Masyarakat
Hal pertama yang perlu Anda lakukan sebelum memulai bisnis makanan adalah mengamati minat masyarakat. Pengamatan ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, misalnya melalui media sosial ataupun mendatangi gerai-gerai makanan sehat yang tersedia.
Kira-kira jenis produk apa yang banyak dicari dan disukai konsumen. Beberapa contoh bisnis makanan sehat yang tersedia dipasaran adalah salad sayur, salad buah, smoothies, coldpress juice, jamu, katering sehat, hingga camilan sehat minim kalori atau rendah gluten.
Tentukan pula segmentasi pasar mana yang akan Anda tuju. Adanya segmentasi pasar tersebut akan memudahkan Anda dalam menjual produk.
2. Siapkan Modal
Sesuaikan anggaran modal dengan binis makanan yang akan dikembangkan. Perhitungkan dengan tepat dan bijak. Tidak perlu memulai dengan terlalu besar, yang terpenting bisa berjalan dulu.
Disamping itu, Anda juga perlu menghitung-hitung tentang biaya produksi. Pasalnya bahan makanan seperti sayuran segar dan buah-buahan umumnya tidak dapat disimpan untuk jangka waktu panjang.
Hal tersebut penting diperhatikan, terlebih karena mengingat Anda baru memulai usaha. Sebab jika sayur dan buah membusuk, tentu sudah tidak layak pakai dan akan menambah biaya produksi bisnis makanan Anda.
3. Menentukan Harga Jual
Dalam menentukan harga jual, Anda harus melakukan perhitungan biaya operasional secara terperinci. Mulai dari harga bahan baku, biaya kemasan, hingga biaya tenaga yang dikeluarkan untuk membuat satu porsi makanan sehat.
Jika sudah, barulah Anda dapat menentukan nilai jual produknya. Dan selisih antara akumulasi biaya operasional dengan harga jual produk tadi, itulah margin keuntungan alias profit margin yang Anda terima dari tiap porsinya.
4. Promosi
Dalam berdagang, promosi adalah aspek yang penting. Maka itu Anda harus menampilkan produk dengan menarik dan menggugah selera konsumen, baik dalam bentuk foto maupun video.
Hal itu amat penting jika Anda memasarkannya via media sosial. Manfaatkan pula fitur ads yang tersedia untuk pemasaran lebih luas. Ini terbilang cukup penting karena selama pandemi pembelian online sangat diminati oleh masyarakat.
Jangan lupa tawarkan ke keluarga dan teman-teman sekitar. Siapa tahu mereka malah jadi pelanggan makanan sehat Anda!
5. Kemas Makanan dengan Menarik
Zaman sekarang, nilai estetika saat mendesain kemasan makanan penting untuk diperhatikan. Sebab kemasan adalah bagian utama yang akan berhadapan langsung saat konsumen membeli.
Jika kemasannya menarik, tentu akan memicu respon positif dari konsumen. Dan otomatis itu menambah nilai jual produk Anda.
Tapi perlu diingat juga, desain kemasan haruslah disesuaikan dengan segmentasi pasar yang dituju. Baik dari pemilihan warna, grafis, huruf, tata letak, ilustrasi hingga nama mereknya.
Selain dari segi desain, Anda juga dapat mempertimbangkan kemasan serta alat makan yang ramah lingkungan. Misalnya menggunakan plastik dari singkong, wadah kertas, ataupun sendok plus garpu kayu.
Sumber:
Jurnal Enterpreneur. Pentingnya Desain Produk untuk Menarik Konsumen.
Paper. Tren Berjualan Bahan Makanan Sehat di Kala Pandemi dan Tips Memulainya.